TANPA NAMA
Hujan merenyai sedih
Pelangi menampakkan diri
Wajah pelangi ada warna-warna indah dan duka
Indah : Itu warna nyata
Duka : Itu warna dalam,kelam
Paradoks
Senyum bukan makna suka
Tawa tidak cermin gembira
Bahasa warna itu arbitrari
Tafsir selapis bukan maksud terpamer
Jangan duga lawan itu memaafkan
Dendam bukan hilang disiram hujan
ainunL.muaiyanah
19.08.08
not bad…
LikeLike
Salam dik,
Bila nak hantar karya ke penerbitan?Karya bagus-bagus takkan peram buat pekasam je?Cepaaaattt!
LikeLike
gambar tue cantik pulak.. hehehehehe hebat berkarya. boleh tak mintak tunjuk ajar.
LikeLike
Hidayah ; Terima kasih untuk komen. apa url kamu, boleh ziarah
kak Rai ; dah hantar. tinggal tunggu nak muncul sahaja ni… macam tunggu buah gugur ni. bilalah karya nak muncul di akhbar dan majalah..
Redapples : gunakanlah teknik adobephotoshop.. hehehe. nak minta tunjuk ajar? saya rasa kau lagi layak tau
LikeLike
Usaha tangga kejayaan…
Jom Tembus Media!
LikeLike
kata orang,
kemaafan dendam yang terindah
LikeLike
salam kenal
mencoba menulis
selalu saja ada romansa yang romantis. tiap kali menangisi sepi dan rumah yang lengang. keramik putih yang silang menyilang. uh… ingin aku berkeluh, melepas kesah. dan apa masih ada yang berarti; sedangkan hari ini begitu serupa dengan kemarin. mungkin yang membuatku masih sanggup bertahan adalah senantiasa aa mimpi yang menggantung bersama embun di sudut daun. meski kadang aku ragu. adakah itu mimpiku?
tapi…apa itu mimpi? apakah mimpi itu?
apa mimpi itu semenakjubkan engkau…? yosh, mimpiku mungkin tak membuatmu terharu. tak juga membuat luruh lazuardi biru. tapi… bukankah kebersamaan yang sederhana lebih berarti daripada sejuta kuntum mawar ranum, seribu puisi tentang pelangi dan matahari, selaksa gerimis rindu dan senyum malumalu?
lalu apa itu rumah? apakah itu adalah tempat dimana kita letakkan mimpi? bukankah tak ada tempat seindah rumah dan tak ada rumah seindah kenangan? mungkinkan mimpi itu merupakan suatu kenangan? ataukah mimpi dan kenangan itu masing2 mempunyai rumah sendiri? ataukah rumah itu akan kita bangun dengan mimpi dan kenangan kita?
ah…harapan yang terlalu indah seringkali hanya berakhir menjadi biji yang tak pernah bersemi. namun tetaplah, bahwa sebuah garis yang paling panjang sekalipun awalnya adalah sebuah titik kecil. maka kita rangkai titik demi titik, dan kita lalui jarak antar titik itu dengan senyum dan rasa syukur.
if those tears help our dreams come true, we won’t regret it
22 Juli 2008
agak beda ya bahasa kita….
LikeLike
sila ziarah ke http://celotehbayu200687.wordpress.com/
LikeLike
kak hanie: insya Allah tembus media.. tgh usaha ni.. doakan yang baik-baik sahaja ya
en kalambu : kata org mmg kemaafan dendam terindah. tetapi tak suma dendam itu bersifat memaafkan
cik bayu : aduhai, kata-kata kamu ini indah. tiada bezanya bahasa kita. tetap kalimah yang beersayap-sayap. insyaallah saya akan berkunjung ke taman kamu itu
LikeLike
salam kenal,
minta izin link ke blog saya ya?
maaf sebab link senyap2 sebelum ni..
sebab saya pun cuma silent reader blog cik ainun ini..
terasa segan pula mahu tinggalkan komen sebab saya sangatlah tidak puitis orangnya…
cuma suka sastera tapi tidak pandai bersastera..huhu.
LikeLike
aduhai sue, tinggalkan sahaj komen.
saya senang amat kalau org suka membaca blog saya dan tinggalkan komen mana yang patut.
tak kisah la apa-apa. saya ni pun bukan puitis mana pun~
LikeLike
makasih banyak sudah berkunjung…sering2 mampir ya…
LikeLike
salam.saja jalan2 🙂
LikeLike
nisa~ jalan2 sahaja?
tak beri kuih muih atau apa2?
LikeLike