Puisi : Hujan Bulan Juni


Hujan Bulan Juni

Sapardi Djoko Damono

tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni

dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni

dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni

dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu

Aku jumpai video ini di youtube ketika aku menyelongkar mencari muzik video Sapardi Djoko Damono.

Ah aku terharu, penuh sebak dan menambahkan kecintaan aku pada halusnya makna puisi mistik Pak Sapardi Djoko Damono dan gemersik suara Ari Renda dalam mengalunkan bait-bait kata karya Sasterawan Indonesia ini.

Aku kira pelajar-pelajar di Malaysia harus menghasilkan karya-karya video interpretasi puisi seperti ini dalam mengangkat dan memperkasakan arena puisi tanah air. Tugas seperti ini tidak cukup di dokong oleh Kopratsa dan Harmoni sahaja. Puisi-puisi karya penyair Malaysia juga boleh tahan dan hebat. Aku cukup jatuh cinta pada puisi Sesudah hujan, Dahlia karya Faisal Tehrani, Kekasih karya Usman Awang (sekadar menyebut beberapa nama) dan banyak lagi.

Ayuh! Bila lagi untuk puisi-puisi Malaysia?

P/S : Karya En Kelambu juga. Puisi yang membuatkan saya jatuh hati bertahun lamanya.

8 thoughts on “Puisi : Hujan Bulan Juni

  1. Tajam hujanmu
    ini sudah terlanjur mencintaimu:
    Payung terbuka yang bergoyang-goyang di tangan kananku,
    air yang menetes dari pinggir-pinggir payung itu,
    aspal yang gemeletuk di bawah sepatu,
    arloji yang buram berair kacanya,
    dua-tiga patah kata yang mengganjal di tenggorokan
    deras dinginmu …
    sembilu hujanmu …

    ~*Sapardi Djoko Damono*~

    Perahu Kertas,
    Kumpulan Sajak,
    1982.

    Like

Tinggalkan komen